Senin, 15 Desember 2025

Seminar Muharikul Qulub Dorong Transformasi Kepemimpinan Santri di Pesantren Asy-Syafi’iyyah Darul Qur’an Karimun Kepulauan Riau

                                     

Karimun — Upaya penguatan kapasitas kepemimpinan santri terus dilakukan di lingkungan pesantren. Salah satunya melalui kegiatan Seminar Muharikul Qulub: Seni Memimpin dan Menggerakkan Hati Santri yang diselenggarakan pada Rabu (10/12/2025) di Pondok Pesantren Salafiyah Asy-Syafi’iyyah Darul Qur’an, Kundur Utara, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan kolaborasi antara Universitas KH. Mukhtar Syafaat (UIMSYA) Blokagung Banyuwangi dengan Pondok Pesantren Salafiyah Asy-Syafi’iyyah Darul Qur’an. Seminar ini diikuti oleh 20 pengurus pesantren dan santri senior yang selama ini berperan langsung dalam pengasuhan dan pembinaan kedisiplinan santri di lingkungan asrama.

Seminar digelar sebagai respons atas kebutuhan penguatan model kepemimpinan santri yang tidak hanya menekankan kepatuhan formal, tetapi juga mampu menumbuhkan kesadaran intrinsik, tanggung jawab kolektif, dan partisipasi aktif santri. Melalui pendekatan Muharikul Qulub atau kepemimpinan berbasis hati, kegiatan ini menekankan pentingnya keteladanan, empati, dan nilai-nilai kepemimpinan profetik dalam praktik pengasuhan pesantren.

Ketua pelaksana kegiatan, Ikhsan Mubarok, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada pihak pesantren atas dukungan penuh terhadap pelaksanaan seminar. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat menjadi titik awal penguatan kepemimpinan santri yang lebih humanis dan relevan dengan tantangan pendidikan pesantren di era modern.


“Pengurus santri bukan sekadar penegak aturan, tetapi figur teladan yang mampu menggerakkan hati, membangun kesadaran, dan menumbuhkan motivasi santri dari dalam diri mereka sendiri,” ujarnya.

Kegiatan inti seminar disampaikan oleh Ustadz Abdul Wahid sebagai narasumber utama. Dalam pemaparannya, ia menekankan bahwa kepemimpinan dalam pesantren merupakan amanah tarbiyah yang menuntut sentuhan spiritual dan pendekatan personal. Materi yang disampaikan meliputi filosofi kepemimpinan profetik (Nabawiyah), pemahaman psikologi santri kontemporer, teknik empati dan mendengarkan aktif, komunikasi persuasif, hingga manajemen konflik berbasis kasih sayang.


Selain pemaparan materi, peserta juga dilibatkan secara aktif dalam sesi diskusi, simulasi kasus, dan role-playing kepemimpinan. Melalui metode ini, peserta dilatih untuk mempraktikkan komunikasi empatik, memberikan umpan balik konstruktif, serta menyusun solusi bersama dalam menghadapi persoalan kedisiplinan santri.

Hasil evaluasi kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman peserta terhadap konsep kepemimpinan berbasis hati, serta keterampilan komunikasi persuasif yang lebih humanis. Peserta juga menyatakan komitmen untuk mulai menerapkan pendekatan Muharikul Qulub dalam praktik pengasuhan sehari-hari di pesantren.

Sebagai bentuk keberlanjutan program, kegiatan ini juga menginisiasi pembentukan komunitas belajar Muharikul Qulub Circle sebagai forum refleksi dan pendampingan kepemimpinan santri secara berkelanjutan. Selain itu, tim pengabdian menyerahkan draf awal Pedoman Praktis “Seni Menggerakkan Hati Santri” kepada pihak pesantren sebagai panduan internal pembinaan pengurus santri.

Pihak Pondok Pesantren Salafiyah Asy-Syafi’iyyah Darul Qur’an menyambut baik pelaksanaan seminar ini dan berharap kegiatan serupa dapat terus dikembangkan melalui kerja sama lanjutan dengan perguruan tinggi. Program ini dinilai sejalan dengan visi pesantren dalam membentuk santri yang tidak hanya unggul secara akademik dan spiritual, tetapi juga memiliki karakter kepemimpinan yang matang dan berkepekaan sosial.

Melalui Seminar Muharikul Qulub, pesantren diharapkan mampu membangun budaya kepemimpinan santri yang lebih empatik, partisipatif, dan berorientasi pada pembinaan kesadaran, sehingga tercipta lingkungan pesantren yang harmonis, dinamis, dan berkelanjutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar